Kamis, 13 Oktober 2011

The Chronicles of Manual Breast Pump, Dilema Ibu Menyusui

Bu bidan yang menangani kelahiran anak kami pernah bilang, bahwa dia tidak pernah ada masalah dalam melahirkan 2 anaknya. Memberi ASI, dilain pihak, adalah masalah yang membuat dia sedikit merasa enggan mengulang lagi pengalaman melahirkan dan mengurus bayi.

Bagi ibu-ibu yang baru pertama melahirkan, bukan hanya masalah penyembuhan setelah kelahiran yang sering dikhawatirkan. ASI adalah hak bayi yang harus diberikan paling tidak selama 6 bulan selama keadaan mengijinkan, yang mana sering menimbulkan pengalaman menyakitkan diawal.

Hal yang sama terjadi pada saya. 2 bulan sebelum melahirkan, ASI sebenarnya sudah mulai keluar sedikit-sedikit. Ibu saya mengajarkan untuk melatih puting dengan cara menariknya pelan-pelan. Tadinya saya bercita-cita untuk melakukan inisiasi dini setelah melahirkan, sayangnya karena ternyata ASI belum keluar sama sekali, akhirnya Rafa diberikan susu formula selama ASI belum lancar.

Ibu, mertua dan teman-teman menyarankan menggunakan pompa ASI untuk merangsang keluarnya air susu. Sebenarnya yang paling bagus adalah dengan membiarkan si bayi mencoba menyedot sendiri air susunya, tetapi berhubung Rafa kurang sabaran kalau sedang lapar, pompa ASI jadi pilihan utama.

Pompa ASI pertama yang saya pakai adalah pompa asi manual seperti dibawah ini:

pompa asi manual
gambar diambil dari sini

Asi yang keluar masih sangat sedikit sekali, jadi pompa asi ini masih sesuai untuk merangsang kelenjar susu. Setelah ASI mulai deras, menggunakan pompa ASI model ini kurang praktis. Terutama karena setiap pompa penuh, ASI harus dituang ke botol sedikit sedikit. Akhirnya setelah beberapa kali ga sengaja menumpahkan botol ASI saat proses pemompaan, terpaksa saya ajukan proposal pembelian pompa ASI yang lebih canggih kepada Panda.



Jadilah kami berdua berangkat ke Buchi kids untuk mencari pompa ASI yang sesuai. Berhubung masih kurang pengalaman, jadi kami pilih pompa ASI yang langsung nyambung ke botol dan paling murah. Pilihan jatuh ke Camera Breast Pump seharga Rp. 79 ribu

camera breast pump
gambar diambil dari sini

Kenapa namanya Camera? saya juga heran soalnya saya cek bolak balik ga ada hidden camera didalamnya #garing

Pemakaian breast pump yang ini sayangnya cuma sekitar 2 minggu. Ini gara-gara saya coba bongkar bagian-bagiannya supaya bisa dicuci bersih, tetapi kemudian saya ga bisa balikin lagi seperti semula :hammer:
Entah ada yang hilang atau bagaimana, yang jelas tiap dipake mompa, selalu ada udara yang keluar dari dalam, sehingga ga bisa memompa asi maksimal.

Behubung kebutuhan untuk memompa ASI sangat mendesak (waktu itu puting saya sempat lecet diawal menyusui) saya coba browsing di persewaan peralatan bayi terdekat. Untungnya saya menemukan 1 pompa ASI yang available untuk disewa.

Pompa ASI yang bagus harganya termasuk mahal, sekitar 200-300 ribu. Karena itu saya ga mau langsung membeli tanpa memperkirakan model yang sesuai dan bisa digunakan dengan nyaman. Saya coba sewa Madela breast pump selama sebulan (seharga Rp. 45 ribu)

Medela Harmony Breast Pump Pompa ASI
gambar diambil dari sini

Selama sebulan pemakaian, pompa asi ini sangat nyaman digunakan. Tentu saja bila Anda menyewa pompa ASI, jangan lupa disterilisasi dan dicuci bersih-bersih supaya tidak ada residu ASI dari penyewa sebelumnya.

Setelah masa sewa habis, Panda menyarankan untuk membeli saja 1 pompa ASI yang bagus supaya bisa dijadikan investasi sampai bertahun-tahun kedepan. Akhirnya kami balik lagi ke Buchi Kids untuk beli pompa ASI yang lebih bagus.

Tadinya saya mempertimbangkan untuk membeli Pompa Asi Pidgeon seharga Rp. 299 ribu disana, tetapi kemudian pilihan jatuh kepada Kuku manual breast pump yang saya rasa pompa-annya lebih manteb (ngga dicoba langsung sih, cuman dipegang-pegang aja waktu masih di tokonya). Lagipula harganya lebih murah (Rp. 225 ribu), jadi budgetnya bisa disisain buat beli topi flap buat rafa :)

Berikut penampakannya:

ku ku duckbill breast pump
Gambar diambil dari sini

Ternyata pilihan saya ga keliru. Pompa ASI yang ini cukup nyaman digunakan dan sedotannya lumayan kuat. Walopun agak capek karena pompanya lebih alot daripada Pigeon atau Madela breast pump, tetapi saya lebih suka karena setelah ASI mulai keluar pompa cukup ditekan dan ASI akan keluar dengan sendirinya. Berbeda dengan Pigeon atau Madela yang perlu terus dipompa supaya ASI mau keluar dengan lancar.

2 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...