Bagi ibu-ibu yang baru pertama melahirkan, bukan hanya masalah penyembuhan setelah kelahiran yang sering dikhawatirkan. ASI adalah hak bayi yang harus diberikan paling tidak selama 6 bulan selama keadaan mengijinkan, yang mana sering menimbulkan pengalaman menyakitkan diawal.
Hal yang sama terjadi pada saya. 2 bulan sebelum melahirkan, ASI sebenarnya sudah mulai keluar sedikit-sedikit. Ibu saya mengajarkan untuk melatih puting dengan cara menariknya pelan-pelan. Tadinya saya bercita-cita untuk melakukan inisiasi dini setelah melahirkan, sayangnya karena ternyata ASI belum keluar sama sekali, akhirnya Rafa diberikan susu formula selama ASI belum lancar.
Ibu, mertua dan teman-teman menyarankan menggunakan pompa ASI untuk merangsang keluarnya air susu. Sebenarnya yang paling bagus adalah dengan membiarkan si bayi mencoba menyedot sendiri air susunya, tetapi berhubung Rafa kurang sabaran kalau sedang lapar, pompa ASI jadi pilihan utama.
Pompa ASI pertama yang saya pakai adalah pompa asi manual seperti dibawah ini:

gambar diambil dari sini
Asi yang keluar masih sangat sedikit sekali, jadi pompa asi ini masih sesuai untuk merangsang kelenjar susu. Setelah ASI mulai deras, menggunakan pompa ASI model ini kurang praktis. Terutama karena setiap pompa penuh, ASI harus dituang ke botol sedikit sedikit. Akhirnya setelah beberapa kali ga sengaja menumpahkan botol ASI saat proses pemompaan, terpaksa saya ajukan proposal pembelian pompa ASI yang lebih canggih kepada Panda.